Kampus Jadi Sasaran

Awas Pencurian Motor Marak

SEMARANG- Seperti penyakit menahun, kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di kota mana pun kerap terjadi.    Tak terkecuali di Kota Semarang.

Meski berkali ulang polisi berhasil mengungkap dan me­nangkap pelakunya, selalu saja terjadi tindak kejahatan tersebut. 

Tak sedikit ka­wanan yang ditangkap petugas dan kini meringkuk di tahanan.
Namun kasus curanmor boleh dibilang masih tinggi. Di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polrestabes Semarang misalnya, sebulan belakangan ini hampir tiap dua hari ada warga yang melapor kehilangan motornya. Di sejumlah polsek juga menerima laporan serupa.

Sebut saja di Polsek Tembalang, selama dua pekan ini dalam seminggu ada lima orang melapor motornya raib dicuri. Di Polsek Banyumanik malah pernah dalam waktu kurang dari 30 menit, petugas SPK menerima dua aduan warga yang mengaku kehilangan kendaraan.

Hal ini menunjukkan kalau angka curanmor cukup tinggi. Kepolisian sebenarnya tidak tinggal diam atas sejumlah laporan tersebut. Beberapa langkah pencegahan, antisipasi, dan penindakan sudah dilakukan.
Untuk meringkus pelaku dan menemukan sepeda motor curian memang butuh waktu. Tak mudah dan tak bisa secepat membalikkan kedua telapak tangan.

Namun demikian, pada awal november 2010 tim Resmob Polrestabes Semarang berhasil membekuk kawanan curanmor yang telah beraksi di 53 lokasi. Ada 46 motor berbagai merek ditemukan di daerah Jatidomplang, Blora.
Anas alias Entit (29) warga Kedungbatur, Mranggen, De­mak, ditembak karena berusaha kabur. Sementara Slamet alias Cacing (35) warga Desa Gabusan, RT 1 RW 2, Jatidomplang, Blora, yang bertindak sebagai tukang tadah juga diamankan.

”Kami terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap laporan curanmor, termasuk menyelidiki kemungkinan adanya pelaku-pelaku baru maupun residivis yang pernah kami tangkap,” ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Augustinus B Pangaribuan SIK Msi.

Gelar Razia

Operasi kendaraan di lokasi-lokasi rawan curanmor juga dilakukan sebagai langkah antisipasi, seperti yang dilakukan Polsek Banyumanik.

Hasilnya tiga sepeda motor tanpa dilengkapi surat-surat disita. Patroli dan razia digelar untuk mempersempit ruang gerak para pelaku.

Dari banyak laporan, diketahui pelaku biasanya beraksi di daerah kos-kosan, kampus, warnet, tempat ibadah maupun mini market. Wilayah paling sering disatroni adalah Tembalang, Gunungpati, Sampangan dan Banyumanik. Mereka cukup profesional. Tak sampai 20 detik bisa membawa kabur satu sepeda motor. Mereka selalu memanfaatkan kelengahan para korban. Pelaku, sering kali nyanggong di suatu tempat sembari mengamati calon korbannya.
Begitu lengah, pelaku langsung membawa kabur motor korban dengan menggunakan kunci palsu. Waktunya pun sangat cepat, paling lama hanya sekitar satu menit.

Awal Februari ini, satu dari empat pelaku curanmor dibekuk Satreskrim Polsek Banyumanik. Tersangka Abdullah Mansur (33) warga Kebonbatur RT 2 RW 5, Mranggen, Demak, mengaku beraksi di 30 lokasi. Dia hanya berbekal kunci palsu letter T untuk merusak kunci. Motor yang diincar biasanya Mio atau Jupiter. Menurut Mansyur dua kendaraan itu paling mudah dirusak kuncinya.

Untuk mencegah maraknya curanmor, tidak hanya mengandalkan polisi. Dukungan masyarakat yang turut serta menjadi polmas juga dibutuhkan. Dukungan yang dimaksud yaitu memberi kunci tambahan pada motor.
”Dengan begitu para pelaku akan berpikir ulang saat beraksi jika sepeda motor yang hendak dicuri dilengkapi kunci pengamanan,” kata Kapolsek Banyumanik, Kompol I Putu Gede Surya Putra, kemarin.

Sementara Polsek Tembalang, kemarin meringkus Joko Setiawan yang telah beraksi di 50 lokasi. Sepeda motor Vixion warna hitam H-6689-PF yang digunakan untuk mencuri diamankan. Dua pelaku lain masih buron.

Kapolsek Tembalang Kompol Restiana Pasaribu mengatakan, curanmor di Tembalang yakni di kampus Undip, tempat ibadah serta kos-kosan terbilang cukup tinggi. Lingkungan kampus Undip terutama pada area parkir motor disinyalir menjadi lokasi yang sangat rawan pencurian kendaraan bermotor.  Setelah itu tempat kos-kosan dan disusul tempat ibadah seperti mushola ataupun masjid. Urutan berikutnya adalah perumahan dan perkampungan di wilayah Tembalang. ”Peran masyarakat menjaga keamanan lingkungan tempat tinggalnya, sangat membantu kinerja polisi untuk menekan pencurian sepeda motor,” kata Kapolsek Tembalang Kompol Restiana Pasaribu, kemarin.

Pasang Kunci Pengaman Tambahan
 
ABIDE Situmora (19) sama sekali tak membayangkan jika sepeda motor kesayangannya, Suzuki Satria F K-3809-YP, lenyap dicuri. Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Semarang ini, gela-nya setengah mati. Bagaimana tidak? Sepeda motornya tersebut raib beberapa menit usai dia parkir di teras kos Jalan Menoreh Selatan, Sampangan.

Belum juga rebahan di kasur, terdengar suara motor keluar dari teras rumah. Saat dilongok dari balik jendela, motornya sudah tak ada di tempat. Padahal motor sudah dikunci stang.

Abide panik dan meradang. Nasib yang menimpa Abide tersebut belakangan juga menimpa beberapa orang.
Dua bulan belakangan ini kasus pencurian sepeda motor (curanmor) terbilang marak. Pelakunya, ya residivis atau ya muka baru. Saat ini polisi melakukan penyelidikan intensif.

Namun ada juga korban yang terselamatkan sepeda motornya. Adalah Yoyok (41) warga Pedurungan, yang berhasil menggagalkan aksi pelaku. Ceritanya, saat itu sekitar pukul 14.00, dia baru saja pulang dari berpergian.
Sampai di rumah, motor Yamaha Yupiter dia parkir di beranda rumah. Kemudian dia masuk ke dalam untuk istirahat.

Tak berapa lama, dia balik lagi ke beranda untuk mengambil helm yang masih bergelantung di kaca spion. Dia kaget melihat ada seorang laki-laki tidak dikenal masuk ke pekarangan rumah. Laki-laki berusia sekitar 25 tahun ini berada di samping motornya. Dia menghadik laki-laki itu. Yoyok curiga orang itu hendak mencuri motor.

“Saat saya gertak, dia langsung kabur. Rupanya ada temannya yang menunggu di atas motor tak jauh dari rumah saya. Mereka langsung tancap gas. Saya sempat mengejar tapi tidak tertangkap. Sebab saya terburu-buru, mengejarnya sambil lari. Sementara mereka naik motor,” kata Yoyok.

Profesional

Dia tak begitu hafal raut wajah pelaku. Selain hanya sekelebat, laki-laki itu mengenakan helm standar sehingga wajahnya tidak begitu jelas. Dua kejadian tersebut bisa menjadi rujukan, bahwa meski diparkir di teras rumah dan dikunci stang sekali pun tetaplah tidak aman.

Sebab pelaku curanmor banyak yang sudah profesional. Mereka hanya butuh waktu dalam hitungan detik untuk membawa kabur satu sepeda motor.

Dalam beraksi, tak jarang mereka mengikuti korban. Begitu motor diparkir dan korban masuk rumah, pelaku langsung beraksi. Seeet, tak sampai dua puluh detik motor sudah berpindah tangan. Tak ada salahnya jika kita melakukan beberapa langkah antisipasi. Untuk menghindari aksi curanmor, disarankan memasang kunci pengamanan tambahan. Jika memarkirkan motor di halaman atau garasi rumah, usahakan untuk meletakannya di tempat yang paling dalam dan terhalang mobil atau benda lain.

Parkirlah motor di tempat yang aman, terlihat orang atau setidaknya ada penerangan yang cukup. Jika perlu pasang alarm di sepeda motor Anda. Ingat, pelaku tak jarang mengincar dan beraksi di tempat yang kita kira aman. 

courtesy:suaramerdeka.com