sarjana oh sarjana... hohoho...

teringat perbincangan dgn pak provos di plasa t*lk*m td...

menambah besar pertanyaan dibenakku..

kenapa org tua mengangap titel sarjana sebuah kbanggaan?pdhl banyak yg bertitel tp menjadi pengangguran atau malah menggunakan kepintarannya utk membodohi org lain.

knp saat sarjana tersebut tdk kunjung mendapat pekerjaan?muncul pilihan  yang sering saya dengar yaitu  melanjutkan s2, kerja seadanya yg penting tdk malu dgn tetangga atau menikah. 

kenapa harus seperti itu?pdhl skg bukan saatnya kita mempersoalkan hal itu, karena yg terpenting bukannya harus menyiapkan kemampuan, daya saing serta kretifitas kita yang tinggi, agar sarjana tersebut mampu bersaing dijaman yg ketat sekarang ini.

kata  mas gembul:

universitas sekarang itu kayak pabrik roti...
pabrik itu hanya mampu membuat  roti yang banyak....
tapi tidak bisa buat roti dengan rasa enak dan isi yang sesuai dengan selera pasar. seperti halnya universitas, hanya berpikir mencetak sarjana sebanyak2nya, tapi tidak tau bagaimana mencetak sarjana yang berkualitas dan mampu bersaing...


ini hanya luapan isi pikiran..
maaf jika ada yg tidak berkenan..

courtesy: Adiastuti Putri on Tuesday, March 8, 2011 at 4:14pm